Kata filsafat berasal dari kata “philosophia” (bahasa Yunani), diartikan
dengan “mencintai kebijaksanan”.
Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah “philoshophy”, dan dalam bahasa Arab
disebut dengan istilah “falsafah”,
yang biasa diterjemahkan dengan “cinta
kearifan”. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa filsafat berarti
cinta kebijkasanaan. Sedangkan orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau
pecinta pengetahuan disebut dengan filsuf arau filosof.
Sumber filsafat adalah manusia,
dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang sehat yang berusaha keras dengan
sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran dan akhirnmya memperoleh kebenaran.
Proses mencari kebenaran itu melalui
berbagai tahap. Tahap pertama manusia berspekulasi dengan pemikirannya tentang
semua hal. Tahap kedua, dari berbagai spekulasi disaring menjadi beberapa buah
pikiran yang dapat diandalkan. Tahap ketiga, buah pikiran tadi menjadi titik
awal dalam mencari kebenaran (penjelajahan pengetahuan yang didasari
kebenaran), kemudian berkembang sebgaia ilmu pengetahuan, seperti matematika,
fisika, hukum, politik, dan lain-lain.
Banayak para ahli yang mengartikan
tentang filsafat, banyak definisi, konsepdi, dan interpretasi mengenai filsafat
dari berbagai ahli yang merumuskan bahwa filsafat berhubungan dengan bentuk
kalimat yang logis dari bahasa keilmuan, dengan penilain, dengan perbincangan
kritis, pra anggapan ilmu, atau dengan ukuran baku tindakan. Setiap filosof
dari suatu aliran filsafat membuat perumusannya masing-masing agar cocok dengan
kesimpulanya sendiri. Berbagai perumusan itu tidak serta merta dapat dikatakan
bahawa yang satu benar dan yang lainnya salah.
Menurut hemat saya filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaaan
dengan segala sesuatu sehingga dikatakan sebagai mother of science. Filsafat berisikan materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan
hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta
berpikir secara rasional logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Dengan
kata lain, filsafat tersebut bukan hanya sebuah kajian yang sebtas pada ilmu
saja(science of science), tetapi
filsafat dapat diperhunakan untuk memberikan inspirasi dan aspirasi dalam
mencari solusi pemecah masalah yang di hadapi manusia. Dengan bantuan ilmu
filsafat akan ditemukan cara atau solusi yang paling elegan guna dapat
memecahkan persoalan yang rumit, yang mungkin tidak bisa diselesaikan dengan
bantuan disiplin lain.
Banyak persoalan yang bisa didekati
melalui bantuan filsafat ini, terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
teoritis, paradigma, dan pandangan (view),
perkembangan ilmu pengetahuan (knowledge),
perkembangan pemikiran (ratio), kajian
ilmiah (scientific), masalah-masalah
yang berkaitan dengan kebijakan (policy),
peraturan (rules), keputusan (judgment), perundang-undangan, dan
lain-lain. Kesemuanya sangat membutuhkan pandangan dan bantuan dari ilmu
filsafat. Dengan bantuan filsafta, segala persoalan yang muncul dapat dikaji
lebih mendalam, utuh, sistematis, dan fleksibel, karena memang pada dasarnya
filsafaty ingin menyelesaikan permasalahan secara lebih mendalam, kritis,
rasionla, logis, dan tuntas sampai ke akar-akarnya (radikal).
Manusia sebagai makhluk yang
istimewa, yang memiliki potensi ruh, jiwa, dan akalnya manusia mampu menjadi
makhluk yang lebih mulia kedudukannya dari makhluk lainnya. Dengan akalnya
manusia mampu berfikir, bernalar, dan memahami diri serta lingkungannya,
berefleksi tentang bagaimana ia sebaguu seorang manusia memandang dunianya (world views) dan bagaimana ia menata
hidupnya (life skill). Karena
kemampuan dalam menggunakan nalarnya, manusia dapat mengembangkan pengetahuan
dengan baik. Dan salah satu bidang keilmuan yang membelajar manusia untuk dapat
mengoptimalkan akalnya adalah filsafat. Filsafat adalah sebuah disiplin ilmu
logis yang membutuhkan refleksi dan pemikiran sistematis logis dengan secara
aktif menggunakan intelek dan rasio.
Pada zaman modern seperti sekarang
ini yang menjadi penyebab timbulnya filsafat adalah karena adanya kesangsian.
Apa yang dimaksud dengan sangsi? Sangsi itu setingkat di bawah percaya dan
setingkat di atas tidak percaya. Apabila manusia menghadapi suatu pertanyaan,
mungkin ia akan percaya atau tidak percaya.
Salah satu bentuk syukur kita
terhadap anugerah besar tersebut asalah memanfaatkan dan mendayagunakan segala
potensi yang dimiliki manusia, terutaman potensi akal. Pendayagunaan akal
tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran filsafat. Karena dengan filsafat
kita sebagai manusia mampu berpikir, bernalar, dan memahami diri serta
lingkungannya, dan berefleksi tentang bagaimana kita sebagai seorang manusia
memandang dunia dan menata kehidupan yang lebih baik dan optimal.
Persoalannya adalah banyak orang
yang enggan untuk belajar filsafat. Penyebabnya adalah karena adanya anggapan
bahwa filsafat adalah salah satu ilmu yang sulit dipelajari dan dipahami. Padahal
sesengguhnya tidak, belajar filsafat bisa sangat menyenangkan, sebagaimana
dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (2002: 46) bahwa munculnya anggapan mempelajari
filsafat itu susah, dikarenkan adanya kesalahan dalam memulai mempelajari ilmu
tersebut. Beliau menyarankan, mulailah terlebih dahulu mempelajari pengantar
filsafat, lalu ketahuilah sistematikanya, setelah itu barulah Anda membaca
buku-buku filsafat. Filsafat tidak sulit karena filsafat adalah pemikiran. Dan
setiap orang memiliki alat untuk berpikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar